mengenal berbagai budaya di Indonesia

 

Apa Arti dari Keragaman Budaya Indonesia?

Ilustrasi Keragaman Budaya Indonesia

Ilustrasi Keragaman Budaya Indonesia

Keragaman budaya adalah salah satu keunikan yang terdapat di muka bumi ini dengan beragam suku bangsa yang ada di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman budaya Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, tak dapat memungkiri bahwa keberadaan negara Indonesia sendiri menghasilkan keragaman yang tidak terkira, mulai dari keragaman ras, suku bangsa hingga bahasa.

Dari berbagai keragaman itulah melahirkan bentuk keragaman budaya Indonesia yang tak ada tandingannya, seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, bahkan beragam makanan khas.

Pada hakikatnya, keragaman budaya Indonesia datang dari berbagai kebudayaan-kebudayaan lokal yang terus tumbuh dan berkembang di masyarakatnya. Adapun munculnya keragaman budaya tersebut akibat dari pengaruh yang tampak dan merekah di masyarakat sehingga menciptakan kebudayaan itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu dari zaman ke zaman, perkembangan kebudayaan mempunyai peran dan fungsi untuk meningkatkan semangat nasionalis. Hal itu karena budaya lokal memuat nilai-nilai sosial yang perlu diterapkan oleh tiap masyarakat Indonesia itu sendiri.

Seperti yang ditulis oleh Adimihardja di dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan dan Lingkungan, dirinya mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia yang beragam itulah akan menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakatnya, tetapi juga menjadi tantangan untuk membentengi dan mewarisi dari generasi ke generasi.

Wayang sebagai Akulturasi Budaya yang Asik

Wayang sebagai Akulturasi Budaya yang Asik

Dengan terbitnya buku “Wayang Sebagai Akulturasi Budaya Yang Asik” yang disusun oleh Prof. Dr. Paiman Raharjo, M.Si., akan memberikan pencerahan dan pemahaman secara gamblang tentang sejarah wayang dan cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai kehidupan yang sangat berarti, bahwa kebenaran akan mengalahkan ketidakbenaran dan keadilan mengalahkan ketidakadilan.

Macam-Macam Keragaman Budaya Indonesia

1. Upacara Adat

Upacara adat adalah salah satu bentuk adat istiadat atau kebiasaan masyarakat tradisional yang diduga masih mempunyai nilai-nilai relevan bagi kehidupan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya. Hal itu dirasa sebagai bentuk upaya manusia agar dapat berhubungan dengan arwah atau roh para leluhur dan bentuk kesanggupan masyarakat sekitar untuk menyelaraskan diri akan alam dan lingkungan luas.

Upacara adat dikenal sebagai salah satu warisan nenek moyang dari masing-masing daerah yang telah dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun. Meskipun perkembangan zaman semakin maju dan canggih, akan tetapi upacara adat tak dilupakan oleh sebagian masyarakat, khususnya masyarakat yang kental akan adat. Hal itu karena upacara adat dirasa mempunyai nilai filosofis dan kekuatan tersendiri oleh sebagian masyarakat setempat.

Di Indonesia sendiri, tradisi upacara adat banyak dilakukan oleh masyarakat berbagai daerah yang mana di tiap-tiap daerah tentu memiliki upacara adatnya masing-masing. Berikut dijelaskan secara ringkas mengenai upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Upacara Adat di Aceh

Upacara Adat Aceh (sumber: bjpotret)

Upacara Adat Aceh Peusijuk “Khitanan” (sumber: bjpotret)

Upacara adat di Aceh, yakni Peusijuk. Peusijuk dikenal sebagai tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Aceh sebagai perwujudan syukur atas anugerah yang diberikan oleh Allah. Umumnya, upacara adat Peusijuk diselenggarakan saat acara kelahiran, naik haji, pernikahan, dan sebagainya


Upacara Adat di Sumatera

Upacara Adat Tabuik (sumber: infobudaya)

Upacara Adat Tabuik (sumber: infobudaya)

Upacara adat di Sumatera Utara adalah Tradisi Mangokkal Holi. Tradisi ini dikenal sebagai ritual untuk mengambil tulang belulang leluhur masyarakat dari dalam pemakaman, kemudian disimpan dalam peti dan diletakkan di salah satu bangunan tugu yang memang disediakan secara khusus.

Sementara upacara adat di Sumatera Barat adalah Perayaan Tabuik. Perayaan ini dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman (Sumatera Barat) guna memberikan peringatan meninggalkan cucu Nabi Muhammad, yakni Hasan dan Husein.

Selanjutnya, upacara adat di Sumatera Selatan adalah Sedekah Rame. Upacara ini dilaksanakan oleh suku Lahat dan diselenggarakan oleh para petani setempat yang berkaitan dengan kegiatan pertanian pula.

Loaded0.51%

Upacara Adat di Kepulauan Riau dan Riau

Upacara Adat Balimau Kasai (sumber: traverse)

Upacara Adat Balimau Kasai (sumber: traverse)

Upacara adat di Kepulauan Riau dikenal sebagai Tepuk Tepung Tawar. Adapun maksud dan tujuan digelarnya upacara ini guna memberikan berkah demi keselamatan dan kesejahteraan, serta menghapus kesialan orang yang melakukan upacara adat ini.

Lalu, upacara adat di Riau dinamai sebagai upacara Balimau Kasai. Upacara adat ini dilakukan guna menyambut bulan Ramadhan. Balimau sendiri bermakna mandi dengan air yang dicampur dengan buah limau.

Upacara Adat Jambi

Upacara adat Jambi, yakni Upacara Besale. Upacara Besale adalah bentuk pengobatan tradisional guna mengusir arwah atau roh jahat yang dirasa menjadi asal mula penyakit dari warga suku Anak Dalam.

Upacara Adat Kepulauan Bangka Belitung

Upacara adat dari Kepulauan Bangka Belitung adalah Perang Ketupat. Perang Ketupat dilaksanakan tiap 1 Muharram atau Tahun Baru Islam di pantai Tempilang, tepatnya Kabupaten Bangka Barat.

Upacara Adat Bengkulu dan Lampung

Upacara adat di Bengkulu dinamai sebagai Bakar Gunung Api. Upacara ini diselenggarakan dengan menumpuk batok kelapa sampai menyerupai gunung, lalu membakarnya. Hal itu sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan.

Kemudian, upacara adat di lampung ialah upacara Ngebabali yang dilaksanakan oleh warga apabila ingin membuka ladang baru, mendirikan rumah baru, serta membersihkan tempat yang dirasa memiliki aura negatif atau ghaib.

Upacara Adat DKI Jakarta

Upacara adat di DKI Jakarta, yakni Mapas. Mapas dilaksanakan masyarakat Betawi bilamana terdapat seorang Ibu yang baru melahirkan anak. Dalam upacara itu, para ibu diwajibkan memakan sayur papasan agar ibu dan bayi selalu sehat.

Upacara Adat Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Upacara Adat Kasada (sumber: dictio)

Upacara Adat Kasada (sumber: dictio)

Upacara adat Jawa Barat, yaitu Sisingaan yang dilakukan dengan metode mengarak anak sehari sebelum dikhitan. Biasanya, upacara ini lebih sering dilaksanakan oleh masyarakat Subang.

Upacara adat di Jawa Tengah, yakni Ruwatan. Ruwatan dilakukan dengan cara meruwat (membersihkan atau menyucikan) seseorang dari berbagai nasib buruk dan memberikan kesejahteraan dalam hidup.

Sementara upacara di Jawa Timur disebut Kasada. Kasada adalah perayaan adat Suku Tengger yang diselenggarakan tiap hari ke-14 pada bulan Kasada (sesuai tanggal Jawa). Metode yang dilakukan, yaitu dengan melempar berbagai sesajen ke arah kawah Gunung Bromo.

Upacara Adat Banten, Yogyakarta, dan Bali

 

Upacara Adat Sekaten (sumber: jogjaland)

Upacara Adat Sekaten (sumber: jogjaland)

Upacara adat di Banten dinamai Seren Raun yang diselenggarakan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai hasil dari bidang pertanian.

Upacara adat di Yogyakarta disebut sebagai Upacara Sekaten. Upacara Sekaten diselenggarakan guna sebagai peringatan lahirnya Nabi Muhammad yang dilaksanakannya di alun-alun Yogyakarta dan utara Surakarta.

Upacara adat di Bali yang terkenal ialah Ngaben. Upacara Ngaben dilaksanakan dengan mengkremasi atau membakar jenazah di Bali. Tujuan dan maksud upacara Ngaben guna mengantar jenazah ke kehidupan selanjutnya.

Upacara Adat NTB dan NTT

Upacara adat di Nusa Tenggara Barat adalah U’a Pua. Tradisi ini berlangsung selama tujuh hari berturut-turut serta berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad. Adapun tradisi ini dilaksanakan dengan berbagai atraksi dari masyarakat Bima dan Mbojo.

Upacara adat Nusa Tenggara Timur adalah Pesta Adat Reba yang dilaksanakan guna menyambut pergantian tahun. Ciri khas dari tradisi ini ialah memakan ubi secara bersama-sama dengan diiringi musik serta tarian adat setempat.

Upacara Adat di Kalimantan

Upacara Adat Naik Dango (sumber: kumparan)

Upacara Adat Naik Dango (sumber: kumparan)

Upacara adat di Kalimantan Barat dinamai Naik Dango. Upacara adat ini memang kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Dayak sebagai ucapan syukur pada Sang Pencipta atau mereka menyebutnya Nek Jubata atas panen padi.

Upacara adat di Kalimantan Tengah ialah Uluh Matei yang selenggarakan guna mengantar jiwa manusia yang sudah meninggal menuju ke daerah-daerah yang berada di langit ke tujuh.

Berikutnya, upacara adat di Kalimantan Selatan adalah Aruh Bahari yang dilaksanakan setelah masyarakat suku Dayak Dusun Halong selesai musim panen. Kemudian, upacara adat Kalimantan Timur ialah Dahau. Dahau dikenal sebagai tradisi pemberian nama anak dari turunan bangsawan yang berlangsung selama satu bulan disertai dengan ritual adat.

Upacara adat Kalimantan Utara adalah Nyadar yang memang tradisi masyarakat petani garam Desa Pinggir Papas. Umumnya, dilakukan di sekitar wilayah makam leluhur.

Upacara Adat di Sulawesi dan Gorontalo

Upacara Adat Mekiwuka (sumber: inibaru)

Upacara Adat Mekiwuka (sumber: inibaru)

Upacara adat di Sulawesi Utara disebut sebagai Mekikuwa yang diselenggarakan suku Minahasa sebagai ucapan permohonan sekaligus rasa syukur pada Tuhan. Kemudian, di Sulawesi Tengah dikenal sebagai ritual Mora’akeke sebagai bentuk permohonan agar Tuhan mengurangi sinar matahari. Di Sulawesi Tenggara dikenal sebagai upacara adat Posuo yang memang dilaksanakan terkait kesucian seorang wanita.

Di Sulawesi Selatan dikenal upacara adat Mappalili yang dilaksanakan guna mengawali musim tanam di sawah. Lalu, di Sulawesi Barat dinamai Sayyang Pattu’du yang diselenggarakan sebagai bentuk syukur anak-anak berhasil khatam membaca Al-Qur’an. Sementara di Gorontalo terdapat upacara adat Momondo yang bermakna terhadap pengesahan kedua calon pengantin yang hendak nikah.

Upacara Adat di Maluku dan Papua

Upacara Adat Pesta Bakar Batu (sumber: diadona)

Upacara Adat Pesta Bakar Batu (sumber: diadona)

Upacara adat di Maluku dikenal sebagai Pukul Sapu yang digelar seminggu setelah Idul Fitri atau setiap 7 Syawal oleh para lelaki, sementara di Maluku Utara dikenal dengan Tradisi Abdau, yakni penyambutan Idul Adha.

Upacara adat di Papua, yakni Pesta Bakar Batu yang terdiri dari 3 tahapan, di antaranya persiapan, bakar babi, dan terakhir makan bersama. Kemudian, di Papua Barat ada Tanam Sasi, yaitu rangkaian upacara adat kematian dengan menanam Sasi atau sejenis kayu.


Pariwisata pusaka dapat di artikan sebagai “kegiatan wisata untuk menikmati berbagai adat istiadat lokal, benda-benda cagar budaya dan alam beserta isinya di tempat asalnya yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman akan keanekaragaman budaya dan alam bagi pengunjungnya.”

Dengan semakin berkembangnya kegiatan wisata, pariwisata pusaka menjadi semakin popular dan banyak diminati. Indonesia sangat kaya akan potensi pariwisata pusaka. Setiap situs pariwisata pusaka akan memiliki keunikannya, dan merupakan rekam jejak perjalanan sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Buku ini berisikan 12 wisata pusaka budaya Nusantara secara keseluruhan.

2. Pakaian Adat

Ilustrasi Pakaian Adat (sumber: rimbakita)

Ilustrasi Pakaian Adat (sumber: rimbakita)

Pakaian adat adalah salah satu ciri suku tertentu di Indonesia. Umumnya, pakaian adat dipakai saat berlangsungnya proses upacara adat, misalnya, pernikahan yang memang menerapkan adat istiadat dari daerah tersebut.

Ragam budaya Indonesia yang satu ini tetap bertahan dan berbagai perkembangan busana atau pakaian modern yang terbilang cepat. Bahkan, beberapa di antara generasi sekarang, banyak yang memodifikasi pakaian adat agar terlihat trendi, meskipun dikenakan saat acara informal.

Pakaian adat Indonesia memang menjadi simbol di tiap daerahnya. Tentunya masing-masing provinsi memiliki karakteristik baju tradisional sebagai bentuk keunikan daerah tersebut. Adapun untuk warna dan corak dari masing-masing pakaian tradisional di Indonesia memiliki keberagaman, mulai dari kombinasi warna cerah hingga cenderung gelap. Tak hanya itu, pakaian adat dari tiap daerah di Indonesia juga memiliki nama tersendiri.

Nama-Nama Pakaian Adat pada Tiap-Tiap Provinsi di Indonesia

  1. Provinsi Aceh, yaitu Pakaian Adat Ulee Balang
  2. Provinsi Sumatera Utara, yaitu Pakaian Adat Ulos
  3. Provinsi Sumatera Barat, yaitu Pakaian Adat Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Nan Gadang
  4. Provinsi Riau, yaitu Pakaian Adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
  5. Kepulauan Riau, yaitu Pakaian Adat Kebaya Labuh dan Teluk Belanga
  6. Provinsi Jambi, yaitu Baju Kurung Tanggung
  7. Provinsi Bengkulu, yaitu Pakaian Adat Rejang Lebong
  8. Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Pakaian Adat Aesan Gede
  9. Provinsi Bangka Belitung, yaitu Pakaian Adat Paksian
  10. Provinsi Lampung, yaitu Pakaian Adat Tulang Bawang
  11. Provinsi Banten, yaitu Pakaian Adat Pangsi
  12. Provinsi Jawa Barat, yaitu Pakaian Adat Bedahan
  13. Provinsi DKI Jakarta, yaitu Pakaian Adat Sadariah
  14. Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kebaya
  15. Provinsi DI Yogyakarta, yaitu Kebaya Kesatrian
  16. Provinsi Jawa Timur, yaitu Pakaian Adat Pesa’an
  17. Provinsi Bali, yaitu Pakaian Adat Payas Agung
  18. Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu Pakaian Adat Rimpu
  19. Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Baju Adat Nusa Tenggara Timur
  20. Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Pakaian Adat King Baba atau King Tompang
  21. Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Pakaian Adat Sangkarut
  22. Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Pakaian Adat Kustin
  23. Provinsi Kalimantan Utara, yaitu Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
  24. Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Babaju Kun Galung Pacinan
  25. Provinsi Sulawesi Barat, yaitu Pakaian Adat Pattuqduq Towaine
  26. Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Pakaian Adat Laku Tepu
  27. Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Pakaian Adat Nggembe
  28. Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Pakaian Adat Bodo
  29. Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Pakaian Adat Babu Nggawi
  30. Provinsi Gorontalo, yaitu Pakaian Adat Biliu dan Makuta
  31. Provinsi Maluku, yaitu Pakaian Adat Cele
  32. Provinsi Maluku Utara, yaitu Pakaian Adat Manteren Lamo dan Kimun Gia
  33. Provinsi Papua Barat, yaitu Pakaian Adat Ewer
  34. Provinsi Papua, yaitu Koteka dan Rok Rumbai

3. Rumah Adat Tradisional

Ilustrasi Rumah Adat (sumber: dekoruma)

Ilustrasi Rumah Adat (sumber: dekoruma)

Rumah adat tradisional adalah sebuah bangunan atau konstruksi yang sengaja dibangun dan dibuat sama persis dari tiap-tiap generasinya, tanpa adanya modifikasi. Rumah adat masih dipertahankan, baik segi kegunaan, fungsi sosial, dan budaya di balik corak atau desain bangunan tersebut.

Pada setiap rumah adat yang dimiliki oleh 34 provinsi di Indonesia, tentu memiliki ciri karakteristik masing-masing. Rumah adat sendiri dapat digunakan sebagai tempat tinggal atau hunian suatu suku bangsa tertentu dan bisa pula menjadi tempat yang bersejarah, serta dipakai sebagai pelaksanaan upacara adat.

Selain itu, rumah adat di tiap-tiap provinsi di Indonesia memiliki namanya masing-masing. Berikut ini daftar nama-nama rumah adat beserta provinsi asalnya.

Daftar Nama Rumah Adat beserta Provinsinya

No.Nama-Nama Rumah AdatProvinsi
1Rumoh AcehAceh
2Rumah Adat BolonSumatera Utara
3Rumah Adat GadangSumatera Barat
4Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh KembarKepulauan Riau dan Riau
5Rumah Adat PanggungJambi
6Rumah Adat Bubungan LimaBengkulu
7Rumah Adat LimasSumatera Selatan
8Rumah Adat Nuwou SesatLampung
9Rumah Adat Gapura Candi BentarBali
10Rumah Adat KebayaDKI Jakarta
11Rumah Adat KesepuhanJawa Barat
12Rumah Adat JogloJawa Timur dan Jawa Tengah
13Rumah Adat Bangsal KenconoDI Yogyakarta
14Rumah Adat Dalam Loka SamawaNusa Tenggara Barat
15Rumah Adat Sao Ata Mosa LakitanaNusa Tenggara Timur
16Rumah Adat PanjangKalimantan Barat
17Rumah Adat BetangKalimantan Tengah
18Rumah Adat BanjarKalimantan Selatan
19Rumah Adat LaminKalimantan Timur
20Rumah Adat Bolaang MongondowSulawesi Utara
21Rumah Adat  Souraja/Rumah RajaSulawesi Tengah
22Rumah Adat LaikasSulawesi Tenggara
23Rumah Adat TongkonanSulawesi Selatan
24Rumah Adat BaileoMaluku
25Rumah Adat DulohupaGorontalo
26Rumah Adat HonaiPapua

No comments:

Post a Comment

renungan

  Bergantung Tanpa Khawatir Tuntutan biaya hidup saat ini menggentarkan banyak orang tua. Sebagian orang tua terpacu untuk bekerja di luar b...